Seringkali terjadi kesalahan di dalam proses belajar mengajar baik itu
kesalahan yang berasal dari anak didik atau yang berasal dari pengajar.
Kesalahan inilah yang nantinya akan berdampak pada sebuah kebuntuan
antara anak didik dengan pengajar. Hal ini akan menjadi latar belakang
ketidak - sukaan anak didik kepada pengajar atau pelajaran yang
diajarkan oleh pengajar.
Pembelajaran yang penulis dapatkan, penulis jadikan sebagai acuan atau
pedoman bagi penulis untuk memberikan arahan kepada anak didik bahwa hal
semacam di atas adalah suatu kesalahan besar. Penulis tidak ingin anak
didik justru memberi jarak kepada pengajar karena hal ini hanya akan
merugikan dirinya sendiri.
Meluruskan kesalahan dan meminimalisir jarak antara pengajar dan anak
didik adalah tugas bagi seluruh anak didik dan para pengajar.
Penulis sendiri berusaha menerapkan cara belajar yang penulis beri tema
"Bermain Bersama Anak Didik". Di sini, penulis berusaha
mendekatkan diri
dengan anak didik. Anak didik adalah individu yang berbeda satu sama
lain, maka penulis berusaha menggunakan pendekatan - pendekatan dengan
berbagai model pendekatan.
Memberikan salam, senyuman, menyapa, menanyakan kabar keluarga,
memberikan motivasi, menelusuri keinginan anak didik, mengajak anak
didik berbicara agar anak didik merasa nyaman kepada penulis (sebagai
pengajar). Pemberian materi yang tidak membuat anak didik terbebani dan
menjelaskan atau menerangkan materi dengan gaya bahasa yang tidak formal
sehingga anak didik merasa klop dengan pengajar. Hal ini dapat membantu
proses penyerapan materi lebih cepat ketimbang menggunakan gaya bahasa
yang sulit dipahami oleh anak didik.
penulis berusaha menyelami diri anak didik untuk mengetahui sejauh mana
anak didik memahami materi yang dijelaskan. mengevaluasi hasil belajar
juga diperlukan agar anak didik tahu kemampuannya. Mengevaluasi bukan
berarti kita membanding - bandingkan anak didik satu dengan anak didik
yang lain, hanya saja evaluasi dibutuhkan untuk menjalin suatu kerjasama
antara anak didik dengan pengajar.
Ketika kita cinta akan profesi kita sebagai seorang pendidik, maka kita
harus siap menerima segala sifat anak didik kita. Belajar berbaur dan
mau mengerti keadaan mereka. Perasaan seorang pendidik harus bersifat
kritis dan sensitif terhadap segala tindak dan perilaku anak didik.
Bukan hanya guru yang menjadi panutan sebagai seorang pendidik. Seorang
ibu, ayah dan profesi lainnya yang sifatnya mendidik orang lain juga
adalah pendidik yang memang harus jeli menempatkan diri. Hal ini
dikarenakan seorang pendidik adalah sosok yang ditiru dan digugu oleh
anak didik. Sekali berbuat baik atau salah, anak didik yang kritis pasti
akan mengomentari perangai kita.
Pendidik tidak harus selalu mengajari hal A atau hal B kepada anak
didik. Pendidik bisa "bermain" bersama anak didik. Maksud bermain di
sini adalah menyelami setiap karakter anak didik, seperti dengan
sesekali mengajak anak didik berwisata alam, berkunjung ke tempat yang
disukai oleh anak didik atau melakukan hal - hal positif lainnya bersama
anak didik. Meluangkan waktu bersama anak didik adalah hal yang paling
menyenangkan. Melihat kopolosan anak didik akan membuat kita merasa
bersyukur lebih bahwa Tuhan telah mengaruniakan keajaiban yang terpancar
dari setiap umatnya.
Disaat kita mengukir kenangan bersama anak didik kita, kita akan tahu
sifat dan karakter anak didik kita. Itulah hal terindah dan kado
ternikmat setelah dengan ketulusan hati kita menjadi seorang pendidik.
Kebahagiaan yang tidak ternilai dikala kita melihat anak didik kita
menjadi seseorang yang bisa berguna dan sukses.
Pertanyaannya...
pernahkan kita "bermain" bersama anak didik kita?
Tidakkah kiat merasa kehilangan momen terindah itu?
Adakah hasrat diri untuk merendahkan hati kita untuk berbaur bersama anak didik kita?
Tak adakah waktu luang kita untuk mengecap indahnya hari bersama anak didik kita?
Demi sebuah penerus generasi bangsa, jadilah pendidik yang bisa dijadikan suri tauladan bagi setiap anak didiknya.
Merekahlah bibit baru yang unggul untuk bangsa yang sejahtera ini.
Senin, 12 Maret 2012
"Bermain" Bersama Anak Didik
22.42
Aryadi Jr.
No comments
0 komentar:
Posting Komentar