Aku…
Aku adalah
anak satu-satunya dari keluargaku tetapi
meski begitu keluargaku sangat bangga terhadapku karena aku berprestasi
dalam bidang pelajaran maupun olahraga. Kini aku duduk di kelas 2 SMA . . . .

“ nak cepat sarapan, sudah siang
nanti terlambat” teriak ibunya
“ iya bu, sebentar lagi aku sarapan”
jawab ku
Pagi itu pun aku langsung berangkat
sekolah dengan menaiki motor ke sayanganku. Sesampai di sekolah aku bertanya
pada teman sebangku ku
“ dit, apakah kamu sudah mengerakan
tugas yang diberikan pak guru? “
“ belum, aku pusing mengerjakan
tugasnya, ditambah masi banyak tugas dari guru-guru lain” jawab Adit
“ ya udah, pulang sekolah kita kerjakan
besama-sama di rumahku, gimana ? “
“ ayo, “ jawab adit dengan senyum
Tanda bel sudah berbunyi, aku dan
adit pulang bersama. Sesampai di rumah kita segera mengerjakan tugas akan
tetapi tiba-tiba orang tuaku bertengkar aku kira cuma masalah sepele. Aku
bertanya kepada orang tuaku kenapa mereka bertengkar, tetapi tidak ada yang
menjawab pertanyaanku.
“ ada apa dengan orang tuamu “ Tanya
adit
“ tak tau, tidak biasanya orang
tuaku bertengkar sepert
i ini “
Makin
lama makin lama bertengkarnya pun semakin menjadi-jadi. Dan adit pun pulang
karena mersa tidak enak. Aku pun bertanya-tanya kenapa orang tuaku bisa sampai
bertengkar seperti itu. Aku kira orang tuaku akan cepat berdamai tetapi setelah
kejadian itu orang tuaku sering bertengkar. Sambil dengan nada suara yang
sangat keras.
Di rumah aku tidak bisa konsentrasi
karena orang tuaku yang selalu bertengkar, di sekolah aku pun tidak bisa
konsentrasi belajar karena sering kali aku memikirkan masalah kedua orang tuaku
yang sekarang menjadi tidak lagi harmonis. Aku tidak tahu kenapa orang tuaku
sering bertengkar dan mengapa kedua orang tuaku menyembunikan alasan mereka
bertengkar.
Setiap kali aku bertanya kenapa
mereka bertengkar terus malah aku yang selalu terkena marah. Malah tak jarang
aku selalu yang menjadi pelampiasan kemarahan orang tuaku.
Di sekolah pun nilai-nilai ku turun,
aku pun bingung harus berbuat apa. Dirumah aku merasa tidak nyaman, seringkali
aku tidur di rumah temanku karena kalo pulang ke rumah orang tuaku pasti
memarahiku.
Sejak
kedua orang tuaku sering bertengkar aku mulai sering meninggalkan tuga-tugasku
baik yang dirumah maupun di sekolah. Aku pun sering pulang larut malam. Orang
tuaku pun sering bertanya kenapa aku selalu pulang tengah malam tetapi aku
selalu tidak menjawab.
“
sekarang orang tuaku selalu bertengkar, sekarang mereka tidak peduli lagi
kepadaku, sekarang mereka tidak perhatian lagi kepadaku, sekarang dan apakah
selamanya mereka akan begini terus padaku ? “
Kini
aku bergaul dengan siapa saja tak berfikir apakah teman baru ku akan membawa
pengaruh yang positf atau negative terhadapku!.
Tanpa
aku sadari aku pun sudah terjerumus dalam kehidupan yang kacau dan berantakan
hasilnya aku pun mencoba barang-banrang terlarang seperti minuman keras bahkan
narkoba. Kini aku pun sering bolos sekolah, sering nongkrong di diskotik
bersama teman-teman ku.
Begitulah
sekarang kehidupan ku sudah tidak peduli lagi dengan semuanya cuma bisa
hura-hura di diskoting minum-minuman keras dan menjadi pecandu narkoba.
Bahkan
ketika kedua orang tuaku sudah tidak pernah bertengkar lagi aku masih menjadi
orang yang tidak peduli kepada apapun dan siapaun bahkan pada diriku sendiri.
Ketika
aku bangun di pagi hari aku merasa sesak nafas dan kepalaku terasa pusing sekali.
Saat aku coba bangun pun badan ku lemas tidak kuat aku mengangkatnya. Aku pun
berkali-kali muntah darah orang tuaku panik dan mereka membawaku ke rumah
sakit.
Pada
waktu aku sadar ternyata aku sudah berada berbaring di tempat tidur dengan
infuse menusuk masuk di tanganku mulutku di beri saluran oksigen.
Ternyata
aku positif overdosis karena aku terlalu banyak memakai narkoba dan
minum-minuman keras. Aku baru menyadari bahwa yang aku lakukan selama ini
benar-benar salah. Bukanannya aku lepas dari masalah, malah aku menambah
masalah yang ada. seharusnya aku lebih bisa bersikap dewasa menghadapi masalah.
Bukan
alasan ya bokap nyokap bertengkar terus, tapi gara-gara lo gue harus jadi orang
yang berhasil.
0 komentar:
Posting Komentar